..... Lanjutan 1
Sinoman |
Heee di lanjut ke tulisan awal berikut Wedhatama yang berisi Sinoman tersebut :
1. Nulada laku utama
Tumrape wong Tanah jawi,
Wong agung ing Ngeksiganda,
Panembahan Senopati,
Kepati amarsudi,
Sudane hawa lan nepsu,
Pinepsu tapa brata,
Tanapi ing siyang ratri,
Kurang lebih artinya :
"Contohlah perilaku utama,
bagi kalangan orang Jawa (Nusantara),
orang besar dari Ngeksiganda (Mataram),
Panembahan Senopati,
yang tekun, mengurangi hawa nafsu, dengan jalan prihatin (bertapa),
serta siang malam
selalu berkarya membuat hati tenteram bagi sesama (kasih sayang)"
2. Samangsane pasamuan, mamangun marta martani,
Kurang lebih artinya :
2. Samangsane pasamuan, mamangun marta martani,
Sinambi ing saben mangsa,
Kala kalaning asepi,
Lelana teki-teki,
Nggayuh geyonganing kayun,
Kayungyun eninging tyas,
Sanityasa pinrihatin,
Puguh panggah cegah dhahar lawan nendra.Kurang lebih artinya :
"Dalam setiap pergaulan,
membangun sikap tahu diri.
Setiap ada kesempatan,
Di saat waktu longgar,
mengembara untuk bertapa,
menggapai cita-cita hati,
hanyut dalam keheningan kalbu.
Senantiasa menjaga hati untuk
prihatin (menahan hawa nafsu),
dengan tekad kuat, membatasi makan dan
tidur."
3. Saben mendra saking wisma,
Lelana lalading sepi,
Ngingsep sepuhing supana,
Mrih pana pranaweng kapti,
Tis tising tyas marsudi,
Mardawaning budya tulus,
Mesu reh kasudarman,
Neng tepining jalanidhi,
Sruning brata kataman wahyu dyatmika.Kurang lebih artinya :
"Setiap mengembara meninggalkan rumah
(istana),
berkelana ke tempat yang sunyi (dari
hawa nafsu),
menghirup tingginya ilmu,
agar jelas apa yang menjadi tujuan (hidup)
sejati.
Hati bertekad selalu berusaha dengan
tekun,
memperdayakan akal budi
menghayati cinta kasih,
ditepinya samudra.
Kuatnya bertapa diterimalah wahyu dyatmika
(hidup yang sejati)."4. Wikan wengkoning samodra,
Kederan wus den ideri,
Kinemat kamot hing driya,
Rinegan segegem dadi,
Dumadya angratoni,
Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,
Ndedel nggayuh nggegana,
Umara marak maripih,
Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda
Kurang lebih artinya :
"Memahami kekuasaan di dalam samodra
seluruhnya sudah dijelajahi,
“kesaktian” melimputi indera
Ibaratnya cukup satu genggaman saja
sudah jadi, berhasil berkuasa,
Kangjeng Ratu Kidul,
Naik menggapai awang-awang,
(kemudian) datang menghadap dengan
penuh hormat,
kepada Wong Agung Ngeksigondo."
5. Dahat denira aminta,
Sinupeket pangkat kanthi,
Jroning alam palimunan, ing pasaban
saben sepi,
Sumanggem anyanggemi,
Ing karsa kang wus tinamtu,
Pamrihe mung aminta,
Supangate teki-teki,
Nora ketang teken janggut suku jaja.
Kurang lebih artinya :
"Memohon dengan sangat lah beliau,
agar diakui sebagai sahabat setia,
di dalam alam gaib,
tempatnya berkelana setiap sepi.
Bersedialah menyanggupi,
kehendak yang sudah digariskan.
Harapannya hanyalah meminta
restu dalam bertapa,
Meski dengan susah payah."
6. Prajanjine abipraya,
Saturun-turuning wuri,
Mangkono trahing ngawirya,
Yen amasah mesu budi,
Dumadya glis dumugi,
Iya ing sakarsanipun,
Wong agung Ngeksiganda,
Nugrahane prapteng mangkin,
Trah tumerah dharahe padha wibawa. Kurang lebih artinya :
"Perjanjian sangat mulia,
untuk seluruh keturunannya di kelak
kemudian hari.
Begitulah seluruh keturunan orang
luhur,
bila mau mengasah akal budi
akan cepat berhasil,
apa yang diharapkan orang besar Mataram,
anugerahnya hingga kelak dapat mengalir di seluruh darah keturunannya, dapat
memiliki wibawa."
7. Ambawani tanah Jawa,
Kang padha jumeneng aji,
Satriya dibya sumbaga,
Tan lyan trahing Senopati,
Pan iku pantes ugi,
Tinelad labetipun,
Ing sakuwasanira,
Enake lan jaman mangkin,
Sayektine tan bisa ngepleki kunaKurang lebih artinya :
"Menguasai tanah Jawa (Nusantara),
yang menjadi raja (pemimpin),
satria sakti tertermasyhur,
tak lain keturunan Senopati,
hal ini pantas pula
sebagai tauladan budi
pekertinya,
Sebisamu, terapkan di zaman nanti,
Walaupun tidak bisa
persis sama seperti di masa silam."
8. Lowung kalamun tinimbang,
Ngaurip tanpa prihatin,
Nanging ta ing jaman mangkya,
Pra mudha kang den karemi,
Manulad nelad nabi,
Nayakengrat gusti rasul,
Anggung ginawe umbag,
Saben seba mampir masjid,
Ngajab-ajab tibaning mukjijat drajat.Kurang lebih artinya :
"Mending bila dibanding orang hidup
tanpa prihatin,
namun di masa yang akan datang (masa
kini),
yang digemari anak muda,
meniru-niru nabi, rasul utusan
Tuhan,
yang hanya dipakai untuk
menyombongkan diri,
setiap akan bekerja singgah dulu di
masjid,
Mengharap mukjizat agar mendapat derajat (naik
pangkat)."
9. Anggung anggubel sarengat,
Saringane tan den wruhi,
Dalil dalaning ijemak,
Kiyase nora mikani,
Ketungkul mungkul sami,
Bengkrakan mring masjid agung,
Kalamun maca kutbah,
Lelagone Dandanggendis,
Swara arum ngumandhang cengkok palaran
Kurang lebih artinya :
"Hanya memahami sariat (kulitnya)
saja, sedangkan hakekatnya tidak dikuasai,
Pengetahuan untuk memahami makna dan
suri tauladan tidaklah mumpuni
Mereka lupa diri, (tidak sadar)
bersikap berlebih-lebihan di masjid
besar,
Bila membaca khotbah
berirama gaya dandanggula
(menghanyutkan hati),
suara merdu bergema gaya palaran (lantang
bertubi-tubi)."
10. Lamun sira paksa nulad,
Tuladhaning Kangjeng Nabi,
O, ngger kadohan panjangkah,
Wateke tan betah kaki,
Rehne ta sira Jawi,
Sathithik bae wus cukup,
Aywa guru aleman,
Nelad kas ngepleki pekih,
Lamun pangkuh pangangkah yekti karahmat.
Kurang lebih artinya :
"Jika kamu memaksa meniru,
tingkah laku `Kanjeng Nabi,
Oh, nak terlalu naif,
Biasanya tak akan betah nak,
Karena kamu itu orang Jawa,
sedikit saja sudah cukup.
Janganlah sekedar mencari sanjungan,
Mencontoh-contoh mengikuti fiqih,
apabila mampu,
memang ada harapan mendapat rahmat."
11.Naging enak ngupa boga,
Reh ne ta tinitah langip,
Apata suweting Nata,
Tani tanapi agrami,
Mangkono mungguh mami,
Padune wong dahat cubluk,
Durung wruh cara arab,
Jawaku wae tan ngenting,
Parandene paripaksa mulang putra.
Kurang lebih artinya :
"Tetapi seyogyanya mencari nafkah,
Kurang lebih artinya :
Karena diciptakan sebagai makhluk
lemah,
Apakah mau mengabdi kepada raja,
Bercocok tanam atau berdagang,
Begitulah menurut pemahamanku,
Sebagai orang yang sangat bodoh,
Belum paham cara Arab,
Tata cara Jawa saja tidak mengerti,
Namun memaksa diri mendidik anak."
12. Saking duk maksih taruna,
Sadhela wus anglakoni,
Aberag marang agama,
Maguru anggering kaji,
Sawadine tyas mami,
Banget wedine ing mbesuk,
Pranatan ngakir jaman,
Tan tutug kaselak ngabdi,
Nora kober sembahyang gya tinimbalan.Kurang lebih artinya :
"Dikarenakan waktu masih muda,
Keburu menempuh belajar pada agama,
Berguru menimba ilmu pada yang haji,
maka yang terpendam dalam hatiku, menjadi
sangat takut akan hari kemudian,
Keadaan di akhir zaman,
Tidak tuntas keburu “mengabdi”
Tidak sempat sembahyang terlanjur dipanggil."
13. Marang ingkang asung pangan,
Yen kesuwen den dukani,
Abubrah kawur tyas ingwang,
Lir kiyamat saben ari,
Bot Allah apa Gusti,
Tambuh tambuh solahingsun,
Lawas lawas nggraita,
Rehne ta suta priyayi,
Yen mamriha dadi kaum temah nistha.
Kurang lebih artinya :
"Kepada yang memberi makan,
Jika kelamaan dimarahi,
Menjadi kacau balau perasaanku,
Seperti kiyamat saban hari,
Berat “Allah” atau “Gusti”,
Bimbanglah sikapku,
Lama-lama berfikir,
Karena anak turun priyayi,
Bila ingin jadi juru doa (kaum) dapatlah nista,"
14. Tuwin ketip suragama,
Pan ingsun nora winaris,
Angur baya ngantepana,
Pranatan wajibing urip,
Lampahan angluluri,
Kuna kumunanira,
Kongsi tumekeng samangkin,
Kikisane tan lyan amung ngupa boga.
Kurang lebih artinya :
"begitu pula jika aku menjadi
pengurus dan juru dakwah agama.
Karena aku bukanlah keturunannya,
Lebih baik memegang teguh
aturan dan kewajiban hidup,
Menjalankan pedoman hidup
warisan leluhur dari zaman dahulu
kala hingga kelak kemudian hari.
Ujungnya tidak lain hanyalah mencari nafkah."
15. Bonggan kan tan merlok-na,
Mungguh ugering ngaurip,
Uripe lan tri prakara,
Wirya arta tri winasis,
Kalamun kongsi sepi,
Saka wilangan tetelu,
Telas tilasing janma,
Aji godhong jati aking,
Temah papa papariman ngulandara
Kurang lebih artinya :
"Salahnya sendiri yang tidak mengerti,
Paugeran orang hidup itu demikian
seyogyanya,
hidup dengan tiga perkara;
Keluhuran (kekuasaan), harta (kemakmuran), ketiga ilmu
pengetahuan.
Bila tak satu pun dapat diraih dari
ketiga perkara itu,
habis lah harga diri manusia.
Lebih berharga daun jati kering, akhirnya
mendapatlah derita, jadi pengemis dan terlunta.
16. Kang wus waspadha ing patrap,
Manganyut ayat winasis,
Wasana wosing jiwangga,
Melok tanpa aling-aling,
Kang ngalingi kalingling,
Wenganing rasa tumlawung,
Keksi saliring jaman,
Angelangut tanpa tepi,
Yeku ingaran tapa tapaking Hyang Suksma.
Kurang lebih artinya :
"Yang sudah paham tata caranya,
Menghayati ajaran utama,
Jika berhasil merasuk ke dalam jiwa,
akan melihat tanpa penghalang,
Yang menghalangi tersingkir,
Terbukalah rasa sayup menggema.
Tampaklah seluruh cakrawala,
Sepi tiada bertepi,
Yakni disebut “tapa tapaking Hyang
Sukma”."
17. Mangkono janma utama,
Tuman tumanem ing sepi,
Ing saben rikala mangsa,
Masah amemasuh budi,
Laire anetepi,
Ing reh kasatriyanipun,
Susilo anor raga,
Wignya met tyasing sesami,
Yeku aran wong barek berag agama.
Kurang lebih artinya :
"Demikianlah manusia utama,
Gemar terbenam dalam sepi (meredam
nafsu),
Di saat-saat tertentu,
Mempertajam dan membersihkan budi,
Bermaksud memenuhi tugasnya sebagai
satria,
berbuat susila rendah hati,
pandai menyejukkan hati pada sesama,
itulah sebenarnya yang disebut menghayati agama."
18. Ing jaman mengko pan ora,
Arahe para taruni,
Yen antuk tuduh kang nyata,
Nora pisan den lakoni,
Banjur njujurken kapti,
Kakekne arsa winuruk,
Ngandelken gurunira,
Panditane praja sidik,
Tur wus manggon pamucunge
Mring makripat
Kurang lebih artinya :
"Di zaman kelak tiada demikian,
sikap anak muda bila mendapat
petunjuk nyata,
tidak pernah dijalani,
Lalu hanya menuruti kehendaknya,
Kakeknya akan diajari,
dengan mengandalkan gurunya,
yang dianggap pandita negara yang
pandai,
serta sudah menguasai makrifat."
Yah akhirnya kelar juga, seri berikutnya nambah moga bisa cepet mengartikan karena penulis juga harus melihat kamus jawa alias primbon, .... seri berikutnya adalah serat Wedhatama dengan seri tembang Pocung ..... see u again :)
mantab, makasih izin sedot
BalasHapuskaga bisa di copas yak ?
BalasHapuspakai operamini
HapusBisa
HapusAku bisa copas ko
Hapusjangan pelit ilmu dong.. gak bisa di copy, ada tugas wehh -_-
BalasHapusBisa di copy tu di hp gw
HapusTinggal tulis tangan aja bisa kan. Lagian masih punya tangan juga
Hapusudh syukur dikasi jawaban anjir
HapusAnak djjal
HapusBisa woi
HapusxD xaxaxa ngakak liat reaksi yg diatas ^
BalasHapus(=)(=)====D
Hapusgg
Hapuspercuma ndaaa ngepost kalo nggak bisa dicopas-_- butuh neh buat tugas, jangan stengah setengah kalo mbagi ilmu
BalasHapusPELIIIIIITT AMAT SICH GK BISA DI COPAST!!!!!
BalasHapusBisa,kamunya aja yg ga jegos
HapusBisa kok. Thanks
BalasHapuskuntul
BalasHapuskentang kuda
BalasHapuskalau pesan moral nya tembang sinom apa?
BalasHapusngak bisa di copas jangan pelit2
BalasHapusAnk djjl diem aj
HapusItu tahun brp di ciptakannya?
BalasHapusAmanat nya ko ga ada?
BalasHapusAmanat nya ko ga ada?
BalasHapussayang gak bisa di copas,terpaksa disalin deh...
BalasHapuslanjutin don sampai 20
BalasHapuspupuhnya cuma ada 18 boss.. belajar dulu dah
HapusAmanat bro
BalasHapustrimakasih sudah membantu
BalasHapusBisa kog
Hapushai
BalasHapusboni ganteng gais
BalasHapusP
BalasHapusOmaigat
BalasHapusOmegattt aku seksi bat
BalasHapusBtw follow igku ya @fanyazima dan follow temen temenku @teatrikabungaa @hildaarahmah_ tengyuuuuuuuu
ahh siap
BalasHapusAlah haber
BalasHapusCok nyocot ae
BalasHapusOno arti jowone ora mas?
BalasHapusBisa dicopas njing
BalasHapusBisa dicopas njing
BalasHapusMasak air biar mateng
BalasHapusMasak air biar mateng
BalasHapusMasak air biar mateng
BalasHapusGa jelas
HapusRada gaje
HapusMakasii
BalasHapusMakasih izin sv
BalasHapusCopas copas apaan sih, males bange jadi orang, bersyukur lah udh dikasih jawaban
BalasHapusBenerr:)
HapusTapi aku nyari amanat dari Tembung sinom diatas..
Sama ngab
HapusNgakak liat komentar orang
BalasHapushalo saya dari masa depan
BalasHapusGanceran nya apakak
BalasHapusBjir saya dari masa depan
BalasHapus💪😎 bernyanyi
BalasHapusOk makasih
BalasHapusCopas!!!
BalasHapus