Jumat, 18 November 2011

Bapak Tua Itu ...


mencari...
......... Jalanan Jakarta seperti biasa, panas dan berdebu, walau pagi ini belum juga beranjak menjadi siang. Perjalanan ke tempat kerja tinggal  selangkah,  Aku nyalakan tape dan AC di mobilku, sambil bernyanyi-nyanyi kecil lagunya D'masive yang sangat menyentuh...... jangan menyerah, karena jalan menuju kantor seperti pagi-pagi lainnya, penuh dan macet meskipun dalam tol. Ternyata nyanyian itu tidak membuat hatiku menjadi tenang. Batinku merasa lelah, hatiku mengeluh. Jenuhnya aku dengan suasana rutinitasku sehari-hari, belum lagi urusan kantor yang tidak ada habis-habisnya. Sampai-sampai aku sendiri tidak menikmati lagi apa yang dulu menjadi kenikmatan tersendiri, bekerja di kantorku.

Meski sudah keluar jalan Tol, macet tambah menjadi padahal tinggal 200 meter, Di tengah kemacetan, tiba-tiba aku melihat dari kaca mobilku  seorang bapak tua dengan matanya yang sayu. Dia tersenyum padaku dan menawarkan dagangannya  yang dijualnya. “Pak, 2000 kipasnya.” ujarnya. Tanpa pikir panjang apakah aku suka dengan  yang dijualnya aku menjawab “Ndak Pak, jalanan masih tersendat,,, cenderung tidak jalan, lalu aku perhatikan cenderung bapak tua ini meminta belas kasihan bukan jualan. Maka kucoba ambil uang pecahan sisa bayar tol .”. Matanya berbinar-binar senang. “Alhamdulillah Pak, kipas pak ini ”. Subhanallah betapa senangnya aku melihat bapak tua itu tersenyum bahagia sekaligus mensyukuri rizkinya. Betapa indahnya berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Rasanya pagi itu yang serba membosankan berubah menjadi pagi yang indah untukku... ndak pak, untuk bapak saja,, silahkan bapak jual lagi saja..

Astaghfirullaahal’azhim….Ya Allah  baik sekali memberikan kesempatan kepadaku untuk langsung berkaca pada diriku sendiri. Aku yang lebih beruntung dari Bapak tua itu, yang dapat duduk enak di kantor yang dingin, masih mengeluh atas kejenuhanku... entah karena kerjaan, atasan yang nggak pass,,, ataupub gaji yang mungkin buat bapak tua itu adalah lebih dari cukup, Kalau saja mataku lebih terbuka, banyak orang-orang yang lebih tidak beruntung, tetapi mereka mencari nafkah dengan gembira, mensyukuri rizki yang diberikan Allah kepada mereka, sedikit apapun. Bapak tua itu, contohnya. Mungkin keuntungan dari penjualan kipas sate mungkin lebih tepatnya, yang tiap hari  hanya mampu untuk menghidupinya hari itu, untuk esok, beliau harus bergulat dengan kerasnya Jakarta, begitu tiap harinya

Ya Allah, semoga Bapak tua dan orang-orang lain yang kurang beruntung diberi keikhlasan dalam menjalani hidup mereka, berikan mereka nikmat syukur dan nikmat rizki-Mu, berikan mereka ketabahan, tunjukkan mereka selalu jalan menuju istiqamah, Ya Allah, tolong kabulkan, hanya do'a yang dapat aku berikan untuk menolong mereka, dan diri hamba ini bisa selalu bersyukur untuk semua yang telah terjadi dan sabar untuk yang akan datang :)....

see... u 




1 komentar:

test