Rabu, 16 November 2011

Cuma bacaan

... Kembali lagi ini hanya bacaan semata,,, hanya untuk menambah kekuatan hati seseorang untuk sesuatu buat dirinya sendiri

Anda butuh kelenturan sikap

Bila anda menganggap bahwa mengatasi setiap persoalan butuh kekuatan pendirian, ketangguhan otot, dan kekerasan kemauan, maka anda separuh benar. Sebuah batu cadas yang keras hanya bisa segera dihancurkan dengan mengerahkan segenap daya kuat. Oleh karenanya, banyak orang melatih diri agar semakin kuat, semakin tangguh dan semakin tegar.

Namun, seringkali kenyataan tak bisa dihadapi dengan pendirian kuat, atau diatasi dengan ketangguhan otot, atau dipecahkan dengan kemauan keras. Ada banyak hal yang tak bisa anda terima, namun harus anda terima. Senantiasa anda butuh sebuah kelenturan sikap. Maka, bukanlah kelenturan sikap pertanda kelemahan, melainkan sebuah kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu sebagaimana ia ada. Bila anda menganggap bahwa mengatasi persoalan adalah dengan menerima persoalan itu, maka anda menemukan separuh benar yang lain.


Saya yakin Kamu akan datang
Anthony de Mello SJ

Seorang prajurit tempur mengajukan diri pada komandannya, "Kapten, temanku belum kembali dari pertempuran. Saya mohon ijin pergi keluar untuk mencarinya."
"Ijin ditolak," kata sang Kapten. "Saya tidak mau kamu mempertaruhkan hidupmu. Lagi pula, kemungkinan besar temanmu sudah gugur."

Namun prajurit itu pergi juga. Sejam kemudian ia kembali dengan luka parah di sekujur tubuh. Di pundaknya, dia memanggul temannya, yang sudah menjadi mayat.

Sang Kapten marah sekali. "Sudah kukatakan, ia pasti sudah mati. Sekarang saya akan kehilangan kamu juga. Kamu pikir apakah masuk akal keluar mempertaruhkan nyawa hanya untuk membawa pulang sesosok jenasah?"

Prajurit yang hampir mati tadi menjawab, "Masuk akal, Kapten. Ketika aku datang, dia masih hidup. Dan ia berkata kepadaku, 'Jack, saya yakin kamu pasti datang."

Pojok Renungan Editor: Kawan macam apakah kita ini?

Stopper:
Tindakan yang baik dan penuh kasih sayang seringkali sudah merupakan ganjaran tersendiri. (William J. Bennet)

Seandainya saya dapat meringankan rasa sakit, atau meredakan rasa nyeri seseorang, atau menolong seekor murai yang kebingungan kembali ke sarangnya lagi, hidup saya tak akan sia-sia.



Mengkoreksi Nilai-nilai setiap saat



Setiap saat kita perlu membenahi cara pandang kita terhadap sesuatu, bahkan pada apa yang tampak begitu mapan dan kokoh. Alasannya sederhana saja: tidak ada sesuatu yang selamanya di dunia ini. Raja-raja terkuat kelak harus turun. Kekaisaran-kekaisaran penguasa bumi mesti runtuh pada waktunya. Pasukan-pasukan terdigdaya pun akan pensiun dan renta.

Alasan sederhana lain: selalu saja ada mereka yang meneriakkan perubahan. Baik secara sembunyi-sembunyi, maupun lantang, mereka menggugat apa yang sedang terjadi, menunjukkan arah lain, membabat setapak baru. Perubahan pasti akan menemukan jalannya. Kemestian kita adalah mengoreksi terus apa-apa yang jadi keyakinan kita. Bukan untuk sejalan dengan perubahan, justru agar tetap menemukan sesuatu yang tenang dan tentram dalam dada.

Stopper:

Keinginan mengakibatkan kebencian pada mereka yang menghalanginya, dan senang pada mereka yang memenuhinya. Roda suka dan duka yang tak terhindarkan. (Sri Sathya Sai Baba)

Batasilan keinginan; dan berbahagialah. (Sri Sathya Sai Baba)

Lebih sedikit bawaan makin nyaman, perjalanan dalam kereta kehidupan pun jadi mudah. (Sri Sathya Sai Baba)

Bangun terus monumen anda, Meski tak Usai


Terkadang, ketika kita sedang membangun sesuatu yang kelak ingin kita jadikan sebagai monumen kebanggaan hidup kita harus meninggalkannya di tengah jalan. Kita harus meninggalkan semua angan akan tertorehnya nama kita di puncak monumen itu. Bahkan, seringkali kita harus rela menyerahkannya pada orang lain. Bagi beberapa orang, tentulah ini sangat mengecewakan. Namun, bagi mereka yang cukup mengerti, ini tak jadi beban yang merisaukan.

Kebahagiaan tidak perlu diukur dari seberapa tinggi monumen hidup itu bisa kita selesaikan. Kebahagiaan selalu bisa kita resapi di setiap saat kita menumpuk dan merekatkan batu-batu pendiri monumen tersebut. Tak selamanya kita harus menyelesaikan apa yang harus kita kerjakan. Cukuplah bila kita selalu berusaha memberikan yang terbaik pada setiap kerja yang sedang kita upayakan. Dan, sudah lebih dari apa pun bila kita mampu merasakan kesenangan dari setiap kerja tersebut. Keinginan untuk bangga seringkali jadi cuka asam bagi kemampuan kita meraih kebahagiaan itu.


Kasihanilah Mereka

Diadaptasi dari Glenn Van Ekeren

Seorang perempuan menjawab ketukan pada pintu rumahnya, dan menemukan seorang laki-laki berwajah sedih.

Laki-laki itu berkata, "Saya minta maaf karena menganggu anda. Tetapi saya sedang mengumpulkan dana untuk sebuah keluarga malang yang masih tetangga kita. Sang ayah baru kehilangan pekerjaannya, anak-anaknya kelaparan, barang-barang berharga mereka sudah habis dijual. Tidak lama lagi fasilitas air dan listrik mereka akan diputus, dan lebih buruk dari itu, mereka harus meninggalkan apartemen bila mereka tidak mebayar sewa petang hari ini."

"Saya senang sekali dapat membantu," kata perempuan itu dengan sungguh-sungguh. "Tetapi siapakah anda ini?"
"Saya adalah pemilik apartemen itu," sahutnya.

Smiley...! Jangan mendorong orang lain berbuat baik demi keuntungan diri sendiri. Jangan menggugah rasa iba orang lain, karena terkadang diri sendiri yang perlu dikasihani.


Stopper:

Seberapa jauh perjalanan anda dalam hidup ini bergantung pada apakah anda bersikap lembut kepada yang lebih muda, bersikap kasih kepada yang lebih tua, bersimpati kepada yang harus berjuang lebih keras, dan bertenggang rasa kepada yang lemah dan yang kuat, karena suatu hari dalam hidup ini, anda akan menjadi salah satu di antaranya. (George Washington Carver)

Orang menyukai kita bukan dari siapa diri kita tetapi dari apakah kita bisa membuat orang tersebut senang. (Erwin Federman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

test